Advertisement
Banaspatiwatch.co.id ||Mojokerto-- Dengan mengaku dari salah satu Ormas di Sidoarjo,seseorang yang diduga oknum jurnalis dan juga ngaku anggota Ormas Madas itu ancam media saat mengadakan peliputan konfirmasi korban penagihan debt colektor.Insiden memalukan itu terjadi di jantung hukum: Polres Mojokerto Kota,pada hari sabtu.(19/7/2025)
Alih-alih mendapat perlindungan, sejumlah jurnalis justru diintimidasi, diteror, bahkan nyaris dirampas alat liputannya.
Peristiwa itu bermula saat Pak Nadhor, warga Kranggan melaporkan tindakan brutal penagihan utang kartu kredit BNI. Ia mengaku dipukuli, dipiting, dan ditendang oleh dua pria yang mengaku sebagai debt collector.Kejadian itu terjadi di sebuah toko baju di Jalan Mojopahit.
Dan untuk laporannya pun ditangani oleh Unit Reskrim 4 Polres Mojokerto Kota. Namun, belum tuntas perkara utama, muncul kejadian kedua yaitu intimidasi kepada rekan - rekan wartawan yang kebetulan berada di lokasi.
Ketika tim awak media mencoba mengkonfirmasi perkembangan kasus, justru muncul sekelompok orang mengaku dari ormas “Madas” Sidoarjo dan juga mengaku sebagai wartawan juga,langsung menghadang rekan-rekan wartawan yang akan meliput.Tak cukup menghalangi, mereka mengancam akan membanting HP milik wartawan, melontarkan intimidasi kasar, dan bahkan secara terang-terangan melarang peliputan,bahkan bak seperti para preman.
"Ini video-video bagaimana??,kamu media dari mana??Saya telpon Madas juga lhoo kesini,"Ujarnya pada rekan-rekan wartawan.
Padahal tempatnya di Polresta bukan markas ormas. Ruang hukum bukan panggung arogansi, Siapapun yang masuk dan bertindak brutal di lingkungan hukum harus dipertanyakan.Siapa yang melindungi mereka? Siapa yang memberi izin mereka mengintimidasi wartawan?ini semua menjadi tanda tanya besar bagi kami semua para kontrol sosial di masyarakat.
"Jurnalis datang bukan membawa senjata, melainkan membawa data. Tugas kami meliput, bukan dicabut haknya! Tugas kami bertanya, bukan dibungkam seenaknya oleh oknum yang sembunyi di balik label “ormas",maupun Media"keluh salah satu seorang jurnalis.
Kami dari media Online Banaspati watch mengecam keras segala bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik. Ini bukan sekadar pelanggaran etika, ini tamparan terhadap demokrasi dan hukum yang seharusnya dijaga di tubuh Polri!Apalagi tempatnya juga di dalam Mako Polresta Mojokerto.
Jika aparat diam, maka publik akan bersuara.
Jika jurnalis dibungkam, maka rakyat akan bangkit!
Jurnalis bukan musuh negara.
Jurnalis bukan buruh ormas.
Jurnalis adalah benteng terakhir kebenaran.Terkait hal ini polres masih dalam penyidikan.(Red)